Setelah dapat bimbingan teori sekitar lima bulan, puluhan siswa SMKN 1
Purwodadi akhirnya bisa sukses merakit komponen laptop hingga menyala.
Mereka yang sudah bisa merakit laptop ini adalah siswa kelas industri
khusus.
Yakni, Axioo Class Program atau kelas khusus untuk keahlian
komputer. Kelas ini dibuka berkat kerjasama antara pihak sekolah
dengan Axioo, pabrikan laptop dan netbook asal Bandung.
“Axioo Class Program baru dimiliki SMKN 1 Purwodadi mulai tahun
ajaran 2016-2017 ini. Jumlah siswanya ada 35 orang, terdiri 24 putra dan
11 putri,” kata Japari, selaku Ketua Jurusan Kompetensi Keahlian TKJ di
sekolah tersebut.
Praktik merakit laptop sebenarnya sudah mulai dilakukan sekitar satu
bulan lalu. Pada tahap awal, hanya delapan siswa yang mendapat pelatihan
khusus perakitan dari pihak Axioo.
Setelah berhasil, delapan siswa ini kemudian ditunjuk sebagai kader
tutor sebaya. Selanjutnya, delapan siswa gantian melatih perakitan
laptop pada 11 rekan sekelasnya sampai bisa. Setelah berhasil, jumlah
totor sebaya bertambah jadi 19 orang dan mereka ini kemudian menularkan
ilmunya pada siswa yang tersisa.
“Pola pembelajaran seperti ini lebih efektif. Sebab, jika proses
perakitan diajarkan guru maka butuh waktu lebih lama. Dengan tutor
sebaya proses pembelajaran jari lebih santai karena yang ngajari
temannya sendiri. Meski begitu, kami tetap melakukan pendampingan,”
jelas Japari.
Dari pengamatan di kelas khusus tersebut, para siswa terlihat serius
mengerjakan proses perakitan laptop. Setiap siswa yang praktik perakitan
didampingi satu tutor sebaya.
Selain itu, ada dua guru yang juga betindak sebagai pendamping saat
itu. Yakni, Japari dan Wali Kelas Axioo Class Program Krishna Eka Puji
Santosa.
Saat melakukan perakitan, para siswa terlihat serius dan berhati-hati.
Proses perakitan dilakukan tahap demi tahap secara bersamaan supaya bisa
rampung berbarengan.
Satu orang tutor sebaya berdiri di depan, memberikan komando tahapan
apa yang harus dilakukan. Jika ada kesulitan, tutor sebaya langsung
turun tangan.
Selain dilakukan hati-hati, untuk merakit komponen laptop itu juga
butuh waktu lama. Setelah berjalan hampir dua jam, proses perakitan baru
berkisar 50 persen.
“Mereka ini kan masih tahap awal merakit laptop jadi tidak bisa
cepat-cepat. Paling tidak butuh waktu 3 sampai 4 jam baru selesai.
Nanti, kalau sudah mahir pasti bisa lebih cepat,” kata Krishna.
Di samping masih proses awal, banyaknya komponen laptop juga
menjadikan perakitan berlangsung lama. Total komponennya ada 34 item.
Terdiri 19 komponen eksterior (visual inspection) dan 15 komponen
hardware (function inspection).“Selain banyak, sebagian besar komponen
laptop ini ukurannya kecil-kecil. Jadi butuh hati-hati saat
memasangnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Purwodadi Sukamto menambahkan,
kelas Axioo merupakan kelas industri yang menyinkronkan kurikulum
sekolah dengan skill dari industri. Pembelajaran kelas Axioo
menggunakan kelas modern yang disebut sebagai
Axioo Smart Classrooom.
Siswa belajar semua mata pelajaran dengan peralatan yang canggih.
Kemudian, para guru akan menyampaikan materi di komputer yang
ditayangkan pada layar kaca di tembok, dan dioperasikan dengan menyentuh
kaca tersebut.
“Pada prinsipnya, proses evaluasi pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan efektif dan efisien. Hal ini akan meningkatkan motivasi siswa
serta memudahkan dalam proses pembelajaran,” katanya.
Menurut Sukamto, sistem pembelajaran di kelas Axioo juga menggunakan
standar industri. Siswa akan dilatih membongkar laptop atau netbook
serta merakit kembali komponen sampai berhasil menyala.
Di samping itu, siswa juga akan dibimbing untuk merawat dan
memperbaiki kerusakan laptop sesuai standar industri. Satu hal lagi
siswa juga akan diajarkan tentang organisasi perusahaan serta cara
berwirausaha yang profesional.“Siswa kelas Axioo akan diberi kesempatan
untuk mengikuti sertifikasi dari dunia industri baik berskala nasional
maupun internasional,” imbuhnya.
Dibukanya kelas khusus itu, seiring dengan adanya era pasar bebas
ASEAN (MEA). Dalam era ini nantinya dibutuhkan tenaga-tenaga profesional
untuk mengisi posisi penting di industri.
Untuk itulah kelas baru ini disiapkan guna mendukung program
pemerintah dalam menghadapi era pasar bebas ASEAN. Diharapkan,
putra-putri kita nantinya akan mengisi tenaga profesional di berbagai
industri tanah air, bahkan mampu bersaing di negara-negara tetangga.